Berita tentang penaklukan Khaibar terdengar oleh orang-orang
Yahudi yang bermukim di Fadak. Mereka menjadi sangat risau dan
ketakutan. Orang-orang Fadak itu mengutus wakil mereka untuk bertemu
dengan Rasulullah saw dengan membawa pesan akan perlunya dibuat suatu
perjanjian. Mereka lalu menyerahkan separuh wilayah Fadak kepada beliau
yang kemudian dihadiahkannya kepada putrinya, Fatimah agar dapat
dikelola untuk menutupi kebutuhan rumah tangganya dan keperluan
orang-orang miskin.
Sesudah perang Khaibar, Rasulullah saw bertolak menuju Wadi Qura
(lembah Qura) yang menjadi pusat pemukiman Yahudi. Beliau dan pasukan
muslimin mengepung pemukiman itu dan begitu cepat ditaklukkan. Beliau
berjanji untuk mengembalikan tanah Yahudi itu kepada pemiliknya, dengan
syarat bahwa separuh dari hasil pertanian itu harus diserahkan kepada
kaum muslimin. Hal ini berlaku sebagaimana pengembalian tanah di lembah
Khaibar, yakni separuh hasil pertanian itu harus diserahkan kepada kaum
muslimin.
Perjanjian ini dilakukan untuk mengaktifkan sektor ekonomi
dan mampu menghasilkan kesejahteraan umat Islam, sehingga mereka dapat
mempersiapkan diri dan hartanya jika ada seruan perang.
5. Perang Mu’tah
Sebelum meletusnya perang Mu’tah, Rasulullah saw mengutus
Harits bin Umair kepada penguasa Syiria dengan maksud mengajaknya
menerima Islam. Namun pihak penguasa berlaku kurang ajar. Mereka menahan
dan membunuh duta Islam itu.
Setelah peristiwa ini, Rasulullah saw masih mengutus enam
belas duta Islam (da’i) untuk mengajak penguasa Syiria dan rakyatnya
kepada Islam. Sayangnya, mereka juga dibunuh. Dari enam belas orang duta
itu, hanya satu orang yang mampu meloloskan diri dan kembali ke
Madinah.
Segera ia melapor kepada Rasulullah saw. Beliau sangat
terpukul mendengar hal itu. Pembantaian terhadap para duta itu membuat
beliau mengeluarkan perintah untuk berjihad. Beliau menghimpun 3000
pasukan pada Jumadil Tsani tahun ke-8 Hijriah.
Sebelum pasukan muslimin meninggalkan Madinah, Rasulullah saw
memberikan pengarahan kepada mereka, “Yang akan memimpin pasukan
pertama kali adalah Ja’far bin Abi Thalib. Jika sesuatu menimpanya, maka
tampuk kepemimpinan diserahkan pada Zaid bin Haritsah. Dan jika terjadi
sesuatu pada Zaid, maka Abdullah bin Ruwahah yang menjadi pimpinan
kalian. Dan jika Abdullah bin Ruwahah juga menjumpai kesyahidannya, maka
pilihlah komandan di antara kalian.”
Setelah mendapatkan pengarahan dari penglima besar mereka,
berangkatlah pasukan itu di bawah komando Ja’far bin Abi Thalib. Ketika
pasukan muslimin sampai di dekat kota Ma’an, mereka mendapat berita
bahwa Kaisar Romawi telah mengirim 100000 pasukannya ditambah 100000
orang Arab yang berada di bawah kekuasaannya.
Islam Dan Dunia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
- Islam Astronomi (4)
- Islam Biologi (4)
- Islam Fisika (2)
- Islam Kesehatan (5)
- Sejarah Rasulullah (15)
Musik Perdamaian
Translator
by : Simple Blog 4
Bumi Allah SWT
Profil Blogger
Waktu adalah uang
Pengikut
Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar