Mendapatkan berita tentang rencana penyerangan tersebut,
Rasulullah saw tidak tinggal diam. Panglima besar kaum muslimin itu
segera memerintahkan pasukannya untuk bersiaga dan bergerak menuju
lembah Hunain. Para pejuang itu bergerak pada 5 Syawal tahun 8 H.
Malik, panglima tentara kafir, mengutus tiga orang
prajuritnya untuk memata-matai pasukan muslimin. Mereka menyaksikan
kehebatan pasukan muslimin dan melaporkan hasil pengintaiannya itu
kepada Malik. Ia merasa bahwa mereka tidak memiliki daya untuk
menghadapi pasukan muslimin. Ia lalu memerintahkan pasukannya untuk
menaiki bukit yang berada di lembah itu, sehingga mereka mendapatkan
posisi yang strategis. Dari puncak bukit itu mereka berencana untuk
menyergap jika pasukan musuh terlihat.
Pasukan muslimin tiba di lembah Hunain pada malam Selasa
tanggal 10 Syawal. Pasukan Islam beristirahat di tempat itu. Rencananya,
mereka akan bergerak memasuki lembah Hunain pada Shubuh hari.
Pihak musuh yang telah siaga menyambut kedatangan mereka
dengan bersembunyi di balik ilalang. Setelah melihat musuh menampakkan
diri, mereka lalu menyergap dari empat penjuru.
Di tengah kegelapan malam, kuda-kuda yang ditunggangi pasukan
muslimin itu membuat kegaduhan. Kegaduhan ini menjadi ramai oleh
sekitar 2000 muallaf (muslim baru). Para muallaf itu melarikan diri,
dipimpin oleh Khalid bin Walid. Pelarian diri itu telah membuat musuh
menjadi tambah semangat untuk menceraiberaikan pasukan muslimin.
Hanya 10 orang sahabat yang bersiaga di samping Rasulullah
saw. Merekalah yang membela beliau dari ancaman pedang musuh. Beliau
memerintahkan mereka untuk lari mencari pertolongan. Abbas berteriak
dengan suara lantang, memanggil sahabat-sahabat yang melarikan diri itu.
Musuh yang pada awalnya meraih kemenangan itu, lambat laun menjadi
lemah akibat kembalinya pasukan muslimin yang melarikan diri tadi.
Walhasil, benteng pertahanan musuh dihancurkan. Musuh lari
tunggang langgang meninggalkan peralatan tempur mereka. Rasulullah saw
memerintahkan beberapa orang sahabat untuk mengejar musuh yang melarikan
diri sehingga mereka menjadi tidak berdaya. Maksud pengejaran ini
adalah agar tidak tersisa lagi musuh yang bisa melakukan perlawanan
militer di kemudian hari.
Para sahabat yang mengejar musuh itu berhasil menunaikan
tugas mereka. Atas keberhasilan pasukan muslimin menaklukkan musuh,
Rasulullah saw kemudian membagikan harta rampasan perang kepada kaum
muslimin.
7. Perang Tabuk
Pada bulan Rajab tahun ke-9 H, Rasulullah saw menerima
laporan bahwa kaum muslimin yang bermukim di barat daya perbatasan
Arabia, mendapat ancaman dari kekaisaran Romawi dan berniat untuk
menyerang wilayah-wilayah Islam.
Setelah mempersiapkan pasukan, Rasulullah saw mengumumkan
rencananya kepada khalayak ramai. Cara ini berbeda dengan
kebijakan-kebijakan yang dibuat sebelumnya. Dahulu, beliau merahasiakan
niatnya. Kali ini beliau memberitahukan kepada khalayak secara terbuka.
Masyarakat mempersembahkan segala sesuatu yang diperlukan
oleh pasukan muslimin. Mereka dengan antusias dan penuh semangat
mengorbankan harta, bahkan kaum wanita merelakan simpanan perhiasan
mereka untuk digunakan dalam peperangan.
Islam Dan Dunia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
- Islam Astronomi (4)
- Islam Biologi (4)
- Islam Fisika (2)
- Islam Kesehatan (5)
- Sejarah Rasulullah (15)
Musik Perdamaian
Translator
by : Simple Blog 4
Bumi Allah SWT
Profil Blogger
Waktu adalah uang
Pengikut
Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar